Seorang budayawan Taufik Ismail pernah bilang. Siswa setingkat SMA pada masa penjajahan Belanda, selama tiga tahun sekolahnya, wajub membuat 106 tulisan dan membaca 25 buku sastra yang terdiri atas empat bahasa yaitu "Inggris, Belanda, Jerman, dan Prancis." Sekarang anak SMA rata-rata hanya membuat satu tulisan dalah satu tahun. Mempriharinkan sekali. Ini yang menjadi salah satu faktor anjloknya prestasi para pelajar di negeri kita. Turunnya minat baca dan tumpulnya kemampuan menulis. Padahal, dua hal yang menjadi simbol kemajuan peradaban islam sehingga melahirkan para ilmuan jempolah dengan segudang peninggalannya berupa buku-buku keren, mencerahkan, dan menginpirasi kemajuan sainstek di negara barat, Mereka adalah:
Imam al-Ghazali adalah salah satu ulama Islam pada masa lalu yang doyan banget ngemil buku. Sejak Kecil al-Ghazali bahkan telah terbiasa bercengkraman dan berakrab-akrab dengan buku; justru pada saat anak-anak lain seusianya larut dengan dunia bermain khas anak-anak. Bukulah yang mampu mengantarkan al-Ghazali menjadi seorang ulama yang mumpuni, ahli filsafat yang disegani dan sekalugus pakar tawasuf yang dihormati. Tidak aneh jika oleh para ulama sezamannya ia digelari sebagai sang "Hujjah al-Islam" yang telah melahirkan tidak kurang dari 100 judul buku yang rata-rata sangat bermutu dari berbagai disiplin ilmu. Ihya Ulumuddin adalah salah satu masterpiace-nya.
Ibn Rusyd (terkenal di barat sebagai Averous); seorang filosof dokter sekaligus pakar fikih dari Andalusia, Al-Kulliyat, salah satu bukunya yang terpenting dalam bidang kedokteran, berisi kejadian ilmiah pertama mengenai fungsi jaringan-jaringan dalan kelopak mata.
Az-Zahrawi, kelahiran Cordova, Ia adalah orang pertama yang mengenalkan teknik pembedahan organ tubuh manusia. karyanya berupa eksiklopedia pembedahan dijadikan referensi dasar dunia kedokteran dalam bidang pembedahan selama tarusan tahun. Sejumlah universitas Barat juga menjadikannya sebagai acuan.
Al-Khawarizmi, Ia adalah ahli Matematika sekaligus penemu angka nol dan penemu salah satu cabang ilmu matematika, Alogaritma, yang diambil dari namanya. Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizim (770-840) lahir di Khwarizm (Kheva), kota di sebelah selatan sungai Oxus (sekarang Uzbekistan) tahun 770 masehi. Pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronimi dan geografi tidak diragukan lagi dalam cararan sejarah. Beberapa bukunya diterjumahkan ke dalam bahasa Latin pada awal abad ke-12 oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerared Cremona. Risalah-risalah aritmatikanya, seperti Kitab al-Jam'a wa at-Tafriq bi al-Hisab al-Hindi. Algebra dan Al-Maqai fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabilah hanya dikenal dari translasi bergahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitasa-universitas di Eropa. Buku geografinya berjudul Kitab Surat al-Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Jabir Ibn Hayyan. Ia adalah Masternya ilmu Kimia yang diakui oleh dunia. Ide-idena eksperimen Jabir sekarang lebih dikenal sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia. utamanya pada bahan metal, non metal dan penguraian zat kimia. Pada Abad pertengahan karya-karya beliau dibidang ilmu kimia termasuk kitabnya yang masyhur, Kitab al-Kimya dan Kitab as-Sab'in, sudah banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin. Terjemahan Kitab al-Kimya bahkan telah diberbitkan oleh orang Inggris bernama Robert Chester pada tahun 1444, kengan judul buku The Book fo The Composition fo Alchemy. Buku kedua (Kitab as-Sab'in) diterjemahkan juga oleh Gerard Cremonia. Lalu tak ketinggalan Berthelot pun yang diantaranya dikenal dalan judul Nook of Kingdom. Book of the Balances dan Book od Eastern Mercury.
Ibnu al-Haitsam. Ia adalah Jagoannya Ilmu alam dan Ilmu pasti. Beliau menulis buku berjudul Al-Manazir yang berisi tentang optik. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Frederick Reysnar, dan diterbitkan di kota Pazel, Swiss pada tahun 1572 dengan judul bukunya Opticae Thesaurus.
Muhammad bin Ahmad al-Maqdisi, Ia adalah seorang geografer ulung. Bukunya, Ahsan at-Taqasim, merupakan buku geografi yang nilai sastra Arabnya paling tinggi. Buku tersebut menguraikan tentang semenanjung Arabia, Irak, Syam, Mesir, Maroko, Khurasan, Armenia, Azerbaijan, Chozistan, Persia dan Karman. Kemudian ada Al-Kindi. Beliau adalah sembol kedigdayaan ilmuwan Muslim. Jempolan dalan Fisika dan Dilsafar. Beliau gahkan mewariskan sekitar 256 jilid buku. Lima belas buku di antaranya khusus mengenai meteorologi, anemologi, udara (iklim), kelautan, mata dan cahaya,; juga dua buah buku mengenai musik. Muhammad, Ahmad dan Hasan==> tiga keturunan Musa Ibnu Stakir. menyumbangkan ilmu teknik pengairan dan matematika."Nah Sobat,- Kelahiran para pendekar pena di atas terjadi pada masa hukum islam di diterapkan oleh negara. Negara sangat peduli banget dengan hak pendidikan rakyatnya. Sehingga dibangun ratusan perpustakaan super lengkap, ribuan sekolah gratis dengan fasilitas memadai, jaminan kesejahteraan guru dan staf, hingga penghargaan materi bagi mereka yang menulis buku kemaslahatan umat. So.., kalo kita pengen nasib pendidikan di negeri kita nongol dipermukaan, saatnya kita kampanyekan dengan menghapus sistem pendidikan sekular dan selamat datang sistem pendidikan Islam dalam bingkai negara Khilafah.
Sumber: tabloid D'Rise, Edisi#03.Hal5
Semoga Bisa diambil Hikmahnya.''
"Tetap Semangat"
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !